Halaman

Kamis, 09 Januari 2014

(Belajar) Jadi Guru deh

Pagiku Cerahku
Matahari Bersinar
Kugendong Tas Merahku
Di Pundak

Selamat Pagi Semua

Kunantikan Dirimu
Di Depan Kelasmu
Menantikan Kami

Guruku Tersayang
Guru Tercinta
Tanpamu Apa Jadinya Aku
Tak Bisa Baca Tulis
Mengerti Banyak Hal
Guruku Terimakasihku

Nyatanya Diriku
Kadang Buatmu Marah
Namun Segala Ma'af
Kau Berikan
Kalian kenal lirik di atas?
kalau ane kenal banget gan,
setiap denger lagu ini selalu inget masa-masa jadi anak sekolahan beberapa waktu silam,,
sekarang? lagi belajar jadi sosok yang dibanggakan dalam lagu ini :)
kalo mau denger lagunya, klik video berikut!!! selamat menikmati :)


sambil denger lagu "Guru Tersayang", sambil baca cerita ane ya gan :)

perkenalkan, nama ane Agus, seorang sarjana muda yang baru saja lulus di bidang ilmu pendidikan :)
pendidikan matematika, yaa,, mata pelajaran yang kata orang banyak susahnyaaa sampai minta ga mau belajar,, maunya bolos teruss :P *pengalaman pribadi..

mungkin agan juga ngerasa hal yang sama dengan pelajaran ini,, #semoga tidak..
siapapun yang mengajar mata pelajaran matematika, pasti akan dianggap menjadi musuh bersama bagi para siswa, termasuk siswa yang seperti ane:P

Banyak cerita semasa sekolah, dengan guru, dengan kerabat..
suka-duka, canda-tawa, memenuhi memori selama bersekolah.



bertambah banyak cerita hingga saat ini, saat belajar menjadi guru.
ketika tidak dianggap ada oleh beberapa siswa,
ketika merasakan kesulitan dalam mengatur kondisi kelas,
sampai saat menghadapi berbagai karakter siswa yang beragam..


betapa berat menjadi guru, dan bertambah berat dengan mata pelajaran yang tidak disukai siswa.. MATEMATIKA..



namun, yakin.. mempelajari matematika adalah sebuah tantangan,
menjadi guru yang mengajarkan matematika,
berasa hidup ini penuh dengan tantangan.. ane menjadi SUKA
pepatah menyebutkan, "apa yang kita anggap buruk belum tentu buruk untuk kita,
dan apa yang kita anggap baik belum tentu baik untuk kita"..

dan dari itu semua, setiap manusia diberikan anugerah hati yang begitu mudah dibolak-balikan, dari suka menjadi benci dan sebaliknya dari benci menjadi suka.

"Yaa muqollibal quluub"
(Wahai Rabb yang membolak-balikan hati).

tidak pernah terpikir bisa kembali memperoleh pengalaman dalam dunia sekolah,
JUJUR, menjadi guru bukan keinginan ane, tapi..
menjadi siapa kita hari ini, adalah salah satu peran dari seorang guru,
keinginan ane adalah menjadi orang yang memiliki peran dalam membangun negeri ini :P
menjadi guru adalah salah satu pintunya, dan ane terjebak di pintu yang penuh tantangan ini, tantangan dalam mencapai KEMULIAAN..


alangkah nikmatnya hari ini jika bisa kembali bernostalgia dengan masa-masa sekolah sambil menikmati klip di atas..

#mohon maaf cerita penuh curhatan ga teratur, yang cuma berharap bisa mengembalikan memoar kita saat besekolah dulu..

let's enjoy :)

Minggu, 22 Desember 2013

Belajar tentang Hari Ibu

Namanya juga anak kecil, tiada hari tanpa ngambek.
Nisa namanya, adik perempuanku yang baru selesai menjalankan ujian akhir semester di sekolahnya. Ia sedang menginjak sekolah dasar kelas tiga, umurnya baru saja genap 8 tahun pada 30 november lalu.
Hari ini, 22 Desember akan menjadi hari yang penuh pelajaran baginya. Sebagai anak kecil yang selalu berharap penuh perhatian dan kasih sayang, hari ini semoga ia bisa belajar sebaliknya, memberikan perhatian dan kasih sayang pada orang lain, terutama pada ibu.
Hari ibu, semua orang mebicarakan hari ini tertanggal 22 Desember disetiap tahunnya. Sejarahnya bisa diketahui disini. Bertambah spesial karena hari ibu tahun ini bertepatan pada hari minggu. Kami semua berkumpul di rumah karena merupakan hari libur bagi semua. Terkecuali bagi kakak dan adik laki-lakiku yang selalu sibuk dengan dunianya. Bukan waktunya membahas tentang mereka, ini tentang Nisa.
Sejak pagi, Pandeglang diguyur hujan tak henti hingga tulisan ini diterbitkan, sesuai dengan semboyannya “BERKAH”, Pandeglang diberi keberkahan berupa hujan seharian. Membuat hari ini menjadi lebih tepat sebagai waktu beristirahat. Tapi tidak dengan Nisa, ia tak pernah beristirahat untuk meminta segala hal sesuai keinginannya tanpa melihat situasi dan kondisi disekitarnya. Ia ingin selalu mendapat perhatian lebih, mungkin karena ia anak perempuan satu-satunya dan anak terakhir yang dilahirkan dikeluarga kami alias ‘bungsu’. Hari ini seperti biasanya ia menginginkan sesuatu yang tidak bisa dipenuhi oleh ibu, sehingga ia mengeluarkan jurusnya yaitu meringis, tidak mau berangkat sekolah agama yang seharusnya tak pernah libur, tapi hari ini dikhususkan untuk Nisa sehingga ia tak bersekolah. Nisa seperti kakak yang lain (tidak termasuk saya), ia pergi bermain disaat hujan, dilarang malah semakin menjadi anak itu. Kondisi rumah tidak ramah saat tadi siang, buatku ini adalah waktu tersantai, sayang kalau dibuat pusing, lebih baik tidur.
Sore harinya, saya dibangunkan suara gaduh, siapa lagi kalau bukan Nisa yang berulah membuat suasana rumah ini lebih ramai. Ia bertengkar dengan ibu, tidak mau diatur, membuat kesal orang seisi rumah karena pulang dengan kondisi basah dan berlumuran lumpur, kemudian tidak mau pergi mandi. Saya hanya senyum melihat tingkahnya, tidak ikut kesal seperti ibu. Karena saya pernah dalam kondisi seperti Nisa, saya hanya akan menunggu momen berharga yang akan terekam dalam hati Nisa, yang akan mengubah perilakunya, saya yakin momen itu akan terjadi.
Benar saja momen yang diharapkan terjadi, usai Nisa terpaksa mandi ia kembali berulah dengan mengenakan baju basah, alasannya baju yang dipakai adalah baju kesayangannya. Ibu kembali menasehati. Nisa yang tidak terima menggerutu tidak beralasan. Tetap dengan keinginannya.
Sampai dipenghujung sore, nisa masih tidak mau bergabung dengan keluarga meski masih dalam satu rumah, sedangkan saya asyik menikmati kebersamaan bercengkrama dengan ibu dan bapak sambil menonton televisi. Nisa belum juga mengeluarkan senyum manisnya sejak tadi siang, seolah ada keinginan yang tak kunjung terpenuhi hingga sore ini, dan ia melampiaskan kemarahannya pada ibu, aneh.
Ditengah asyik menonton tv, ibu berusaha mendekati Nisa yang masih cemberut, bertanya apa yang diinginkannya sampai ia bisa tersenyum. Nisa bingung apa yang sedang dirasakannya malah semakin tidak mau didekati oleh ibu, menghindar dari ibu dan duduk didekatku. Kesempatanku berusaha merayunya untuk berbaikan dengan ibu, namun tetap tak bisa, masalahnya antara ibu dan Nisa, mereka yang punya cara untuk menyelesaikannya. Nisa pindah duduk di samping bapak yang sedang serius dengan tontonan berita ‘penderitaan Ibu Ratu di hari ibu’. Nisa semakin bingung apa yang harus diperbuatnya, setiap mendengar ibu bersuara, Nisa selalu menyangkal, aneh. Saya tidak seaneh Nisa kalau ngambek.
Dan sebelum magrib menjelang, momen yang ditunggu tiba. Saya ingat disetiap minggu sore selalu ada tayangan sehat yang sangat baik untuk ditonton keluarga. Benar dugaanku tayangan itu ada, tayangan televisi yang menjadi obat bagi dunia pendidikan. Lentera Indonesia di NET tv, mengisahkan kehidupan pengajar-pengajar muda yang menjadi relawan untuk ditempatkan di penjuru nusantara. Hari ini kisahnya tentang sosok Anriani, Relawan Sekolah Guru Indonesia yang menjadi pengajar di  SDN 2 Sendoyo, Sejangkung, Sambas, Kalimantan barat.
Kisahnya pernah kubaca di buku ‘Guru 12 Purnama’, tidak asing bagiku. Kini bisa kusaksikan secara audio visual ditengah keluarga, sambil bercerita pada ibu dan bapak kalau inilah yang memotivasiku untuk menjadi guru. Nisa kuperhatika diam, ikut fokus menyaksikan tayangan yang sedang kami tonton. Kisah yang tepat dengan hari ibu, dalam pengalaman mengajar Anriani, ia bertemu sosok Maya, anak didiknya yang memiliki cita-cita menjadi dokter spesialis mata, cita-cita yang jarang dimiliki oleh anak yang lain, Nisa amat fokus, ibu coba bertanya apa cita-cita Nisa, dia masih cemberut dan belum bisa diajak berkomunikasi. Kembali pada tayangan Lentera Indonesia, kisahnya amat mengharukan, ketika Anriani hadir menjadi sosok teman bagi Maya anak didiknya, ketika berkunjung ke rumah Maya, Anriani menemui keluarga kecil Maya dan melihat sosok ibu yang menyambut mereka namun seolah sedang sibuk menatap hal lain. Anriani menemukan jawaban mengapa Maya bisa memiliki cita-cita menjadi dokter spesialis mata. Maya pun bercerita kalau ia semangat bersekolah, ia ingin menjadi seorang dokter yang bisa menyembuhkan mata ibunya. Anriani tersentuh. Kami semua tersentuh, termasuk Nisa yang serius mengamati anak seusianya. Kuperhatikan Nisa mulai luluh, ia akan membaik.
Saat jeda, belum ada yang berani mendekati Nisa, dan aku memindahkan channel ke tayangan berita, sungguh tepat, tayangan yang muncul adalah berita perayaan hari ibu yang dirayakan dengan kegiatan mebasuh kaki ibu oleh seluruh anak sekolah dasar. Dalam berita diperlihatkan cara berbakti seorang anak kepada ibu salah satunya dengan memberi perhatian kepada ibu. Nisa kembali tersentuh, ia terlihat mulai tersenyum malu, say juga merasakannya, ini tayangan yang cukup menampar, belum sekalipun saya memberi perhatian lebih pada ibu. Nisa menjadi tau kalau ini hari ibu.
Saya memperjelas kepada semua kalau ini adalah hari ibu, dan sedikit menyindir Nisa, “tuh dek, hari ini orang mah pada baik-baikin ibu, kamu mah malah ngambek sama ibu”.
Nisa membalas perkataanku dengan senyuman malu, dan mulai mendekati kami. Ia belajar tentang hari ibu. Hari dimana ibu menjadi spesial untuk diberi perhatian lebih. Sedang ibu tidak setuju, “masa baik sama ibu cuma sehari, ibu saja perhatian ke kalian setiap hari”.
“Perhatian apanya, Nisa sering dimarahi tuh sama ibu.” celetuk Nisa sambil tersenyum kecil.
Nisa memprotes karena merasa tidak mendapat perhatian ibu hari ini, tanda dia sudah bisa diajak berkomunikasi.
Ibu kembali menegaskan kalau caranya memberi perhatian kadang dengan marah (terlihatnya), padahal berharap agar kami anaknya belajar tentang sebuah ketegasan dari ibu.
Kami semua belajar hari ini, belajar menghargai sikap semua orang. Kadang sikap baik belum tentu baik, sebaliknya sikap buruk belum tentu buruk. Banyak yang perlu kita cari tahu dan kita pelajari bersama. Hari ini kami diperkenalkan tentang hari ibu terutama bagi Nisa yang mulai mengerti, Nisa setuju dengan ibu kalau hari ibu bukan hanya hari ini melainkan setiap hari, yaitu dengan menuruti segala nasihat ibu. Ia memeluk ibu sebagai tanda maaf atas sikapnya seharian. Saya pun ikut memeluk Nisa, namun ia menolak. Kemudian, ada sedikit obrolan kecil diantara mereka yang tidak ku dengar. Tetiba nisa mengambilkan sarung dan peci memintaku dan bapak untuk sholat magrib berjama’ah di masjid, Nisa sedang belajar memberi perhatian kepada orang disekelilingnya. Mungkin ini yang barusan diajarkan ibu padanya.
Ibu, pengajar sepanjang hayat. Guru terhebat.

Selamat Hari Ibu,,
22 Desember 2013
Pandeglang dalam basuhan hujan.

Rabu, 04 Desember 2013

"ANIS" Bukan Kutukan

Belum berakhir #HariDifabel
meski baru mengenal hari ini,
semoga berkesan untukku, untuk kita, dan untuk para "ANIS"..

mereka sungguh istimewa,, yaaa,, sungguh istimewa..
sampai kusebut mereka "ANIS" nama yang indah..
jika ingin diperindah jelasnya adalah Anak Istimewa..

menurut beberapa kalangan mereka adalah kutukan..
menurutku mereka istimewa.. :P
karena istimewanya mereka, tepat hari ini tercatat pukul 23.30
sengaja kuhabiskan tengah malamku untuk membersamai mereka..
karena aku mulai suka.. dengan "ANIS" #hiddenmodus :P

malam ini aku akan bercerita tentang "ANIS" yang baru kukenal,,
mengenal dua sosok "ANIS" dari seorang saudara cantikku
(berdasarkan nama blog) Annisa Sofia Wardah..

tetiba dia mengenalkanku pada sosok "ANIS" yang memukau, dua sosok "ANIS" yang Annisa perlihatkan wajah ceria mereka saat ditemuinya di Semarang.
aku juga jadi melihatnya dan aku iri dibuatnya,,
oleh-oleh yang dibawakan Annisa dari Semarang sangat indah..
aku iri karena tak bisa bertemu dan berinteraksi langsung dengan para "ANIS"..

Sosok "ANIS"-1

kuperkenalkan ia melalui akun FB Annisa Sofia Wardah
dalam ceritanya Annisa berkata tentang sosok "ANIS" pertama:
"Kami bukanlah produk gagal, karena Tuhan tidak pernah menciptakan produk gagal" ucapnya setahun yang lalu dan masih menguat dalam ingatan.
Teguran tepatnya bagiku (bagi Annisa dan bagiku juga yang membacanya).
doc. Annisa Sofia Wardah

terharu,.. terpukau,... kesan pertama mengenal sosok "ANIS" ini..

Sosok "ANIS"-2

selanjutnya aku diperkenalkan (lagi) dengan sosok "ANIS",
yang membuatku semakin jatuh cinta..
doc. Annisa Sofia Wardah
dalam ceritanya,
"ANIS" ini adalah sosok wanita yang cantik,,
wanita teristimewa yang pernah diperkenalkan kepadaku..
dia sungguh cantik, bukan sekedar fisiknya yang rupawan..
hatinya pun demikian kawan :) ketahuilah..
"Mereka fikir saya bodoh, padahal saya tidak bodoh, saya punya prestasi!.. Juara modeling tingkat nasional.."

"Dan dia adalah juara sejati."

Ketika dia merias dirinya lomba di lombok, juri mengatakan, "kamu bisa juara satu, asalkan lepas jilbab!" ucap pelatih di yayasan.


apa jawab gadis tuna rungu dan wicara ini?

"Saya tidak ingin lepas jilbab"
sosok "ANIS" kedua yang dikenalkan Annisa sungguh menawan..

ah,, bangga mendengar cerita Annisa tentang para "ANIS"..
ingin rasanya ikut bercerita.. tentang mereka..
anak yang istimewa,, dan dengan kita bersama akan menjadikan mereka
lebih istimewa .. berjanjilah :D

[Mulai Bercerita Pengalamanku]

kisahku tentang kepedulian terhadap kaum "ANIS" jauh dari kepedulian Annisa terhadap mereka..

inipun baru terjadi beberapa hari yang lalu,, hari Senin, saat aku berlibur di rumah..

Sore hari, biasa yang dilakukan adalah bersantai di depan rumah..
menunggu padam riang yang akan dibawa kesepian malam.. #ea (Sok Puitis)

yaa,, seperti biasa sore hari para keluarga berkumpul,
untuk sekedar bercengkrama,, atau bergosip ria bagi para ibu-ibu rumah tangga..
tidak biasa ketika adaku,,
saat bersama ibu dan adik di teras rumah, tetiba ibu-ibu tetangga berkumpul diteras rumahku..
mungkin ingin tahu soal kelulusanku #narsis

dengan bangga ibu bercerita tentang aku,, aku hanya meliriknya :)
setiap ibu-ibu selalu menganggap istimewa anak-anaknya,,
tanpa terkecuali.. ibuku..
terlebih ada hal yang membanggakan yang bisa dipamerkan kepada tetangga saat itu. tentang kelulusanku..

bangga tentangku mulai reda..
saat keponakanku berkunjung kerumah dengan sepeda motornya memboncengi dua orang anak, tepatnya adik.. karena keponakanku masih perawan..
salah satunya anak istimewa..

ya aku baru sadar melihatnya ketika "ANIS" menghampiri kami semua,
tatapannya tidak kosong tapi dia tak pernah bicara tentang apa yang ia lihat,
hanya muncul pola aneh dari gerak tubuhnya yang memberi kesan menakutkan..
terutama kepada ibu-ibu saat itu..
mereka membicarakannya,,
"ANIS".. kau sungguh istimewa sehingga menjadi buah bibir kami semua..

memiringkan kepala melihat adikku yang sedang makan mie bakso,
tidak meminta. ia hanya diam..
tetiba duduk mengambil posisi dibagian teras yang lapang dekat adikku..
tidak mengusik,, tapi ia aneh menurutku yang baru mengenalnya.
memukul-mukul lantai, tak dimengerti

"itu mau minta bakso ya?" seseorang ibu bertanya kepada ibu lainnya yang sama tak mengerti.
untung saja ada yang sudah mengenal sosok "ANIS" ini..
menjelaskan maksud dari tingkah "ANIS" memukul-mukul lantai,
maksudnya adalah ia ingin bermain.. #takjub dengan bahasa mereka

mereka pintar, mereka istimewa..
mereka punya cara sendiri untuk dipahami.. ya aku menjadi sedikit mengerti..
mereka tidak sama seperti yang lain, kadang kita tidak punya cara sendiri yang mebuat kita berbeda, bahkan kita terpaksa mengikuti cara orang lain sebut saja "mengekor".. akuilah kita kalah..

miris,
"ANIS" ingin bermain lebih lama dengan kami, tapi ia harus kembali ke rumahnya.. karena ia punya keluarga juga, sepertiku.
ia punya ibu yang menyayanginya sebagai anak. seperti ibuku kepadaku.

"ANIS" menolak,, saat di angkat ia kembali duduk dan kembali memukul-mukul lantai, yang artinya ia masih ingin bermain disini, di rumahku.. aku pun sama ingin bermain dengannya,, mengenalnya lebih dekat. tapi selalu ada batas untuk orang yang baru saling bertemu. aku terhalang oleh batas itu dan tidak bisa mengenalnya. bahkan untuk sekedar tahu namanya.. untuk itu kuberi nama ia "ANIS" nama yang indah bagiku..

selepas "ANIS" pergi ibu-ibu beringas dengan sifatnya yang suka mencibir apa yang tidak biasa bagi mereka..

seorang ibu berkata "Ting-Bating.. Ting-Bating.." berulang kali sambil mengetuk-ngetuk tangan yang terkepal ke atas-ke bawah..
menurutku ini lah pola yang aneh sebenarnya..

kalimat yang sangat menusuk kalau aku adalah bagian dari "ANIS"
yang acap kali diacuhkan..
kalimat yang hanya pantas ketika menyaksikan sebuah kutukan
agar tidak menular kepada diri kita atau keluarga kita..

entah kutukan apa yang barusan dilihat ibu itu..
kalimat itu terus terucap dan belum berhenti hingga tujuh kali ku hitung,,
ingin ku hentikan.. apa daya..
mungkin aku bagian dari "ANIS" yang hanya bisa diam melihat pola aneh dari manusia selainnya..

ibu lainnya bercerita sok tahu,, kini keluarga "ANIS" dilibatkan
dalam cerita ibu-ibu (gosip) dirumahku..
tentang perilaku buruk orangtua "ANIS", mereka bercerita sok tahu..
kesal rasanya, tapi tak buatku pergi beranjak menghindari cibiran ibu-ibu tentang "ANIS" dan keluarganya.. ini tempatku..
mereka harusnya malu bergosip ditempatku.. dan malu kepada penciptanya..

aku menatap wajah ibu, ibu juga membalasnya..
kami bertatapan.. dalam hati aku bertanya kepada ibu..
"bagaimana kalau aku sepertinya bu? masihkah kau bangga denganku?"
Ibu juga hanya diam sepertiku, karena yang barusan ia lihat bukan kutukan..

Ah, maafkan aku "ANIS"..
mulai saat ini aku berjanji tidak akan mengacuhkan kalian..
karena kalian istimewa,, lebih istimewa dari diriku..
aku ingin belajar mencintai "ANNIS" #eh sengaja (modusin si Annis..) :P
sepenuh hati, menjadi kakak yang setia..

"ANIS" bukan kutukan, "ANIS" Anak Istimewa..

Agus Hae
Serang, 3 Desember

Rabu, 13 Februari 2013

Fatih Seferagic, Inspirasi Penghapal Al Qur'an

"Dan sungguh telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk dihafal. Adakah orang yang mau mengambil pelajaran?" (TQS. Al-Qomar: 17, 22, 32 dan 40)
Maha Suci Allah yang menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman bagi umat manusia
"Itulah kitab yang tidak ada keraguan lagi di dalamnya, sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa." (TQS. Al-Baqoroh: 2)
"Sesungguhnya Al-Qur'an ini menunjuki kepada jalan yang lebih lurus dan memberikan kabar gembira untuk orang-orang yang beriman yang beramal shaleh bahwa bagi mereka ganjaran pahala yang besar." (TQS. Al-Isra: 9)
Secara umum dalam ayat-ayat di atas Allah SWT menegaskan bahwa demikian besar keutamaan dan pahala yang akan Allah SWT janjikan kepada setiap muslim yang belajar Al-Qur'an.

Selayaknya Al Qur'an sudah cukup menjadi motivasi utama dalam menghapal maupun mengamalkan syariat-syariat islam yang terkandung didalamnya. Dan Rasulullah SAW yang menjadi inspirator sekaligus teladan bagi umat manusia hingga akhir jaman. Namun, kewajaran manusia (pemuda) jaman sekarang memang perlu dicarikan sosok "idola" sehingga mampu menjaga motivasinya dalam melakukan hal-hal yang diajarkan oleh Rasululllah SAW.
 

Berikut adalah sosok pemuda yang dapat menjadi inspirasi bagi kaum muda terutama dalam menghapal Al Qur'an.

Fatih Seferagic



doc. Fatih Seferagic
Tinggal dan menetap di Amerika Serikat bukan menjadi alasan baginya untuk tidak menghafal AL-Qur’an.
Pemuda berkebangsaan  Bosnia ini lahir di Stuttgart, Jerman dan sekarang tinggal di Texas, AS.
 

Pada umur 4 tahun ia pindah ke AS, tinggal di Arizona selama 3-4 tahun sebelum menetap di Baltimore, Maryland selama 7 tahun dimana ia memulai dan menuntaskan hafalan Al-Qurannya.

Sejatinya ia baru memulai menghafal Al-Qur’an pada usia 9 tahun dan menuntaskan hafalannya dalam 3 tahun, alias menjadi hafidz pada usia 12 tahun (catat! 12 tahun!). Ia melatih hafalannya itu di bawah bimbingan Syekh Qari Zahid dan Qari Abid.  Sekarang sambil sekolah, ia juga mengajar Al Qur’an dan menjadi ketua remaja mesjid Shaykh Yasir Birjas di Dallas, Texas.

Subhanallah,,

Ditengah-tengah keberadaan "idola" anak muda (pemuda islam) yang tidak jelas perilakunya.
Allah menghadirkan seorang Fatih, pemuda bersuara emas (dalam melantunkan ayat-ayat dalam kitab-Nya).
inilah yang seharusnya menjadi inspirasi bagi kita yang mengaku mencintai Al Qur'an.
 

Dimanapun kita berada bukan sebuah alasan untuk tidak berusaha mempelajari Al Qur'an.
Semoga kehadirannya memberikan motivasi kepada kita untuk semakin mencintai Al Qur'an,,
 

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW berjanji kepada para umatnya yang mempelajari Al Qur'an
"Bacalah olehmu Al-Qur'an. Karena sesungguhnya Al-Qur'an akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa'at kepada para pembaca (pengamal dan penghafalnya)." (HR. Muttafaq alaihi).

_dikutip dari berbagai sumber

Minggu, 13 Januari 2013

"Saya Ingin Keluar Saja dari Tarbiyah"



"Ustadz, dulu ana merasa semangat dalam dakwah. Tapi belakangan rasanya semakin hambar. Ukhuwah makin kering. Bahkan ana melihat ternyata ikhwah banyak pula yang aneh-aneh.” Begitu keluh kesah seorang mad’u kepada murabbinya di suatu malam.

Sang murabbi hanya terdiam, mencoba terus menggali semua kecamuk dalam diri mad’unya. “Lalu, apa yang ingin antum lakukan setelah merasakan semua itu?” sahut sang murabbi setelah sesaat termenung.

“Ana ingin berhenti saja, keluar dari tarbiyah ini. Ana kecewa dengan perilaku beberapa ikhwah yang justru tidak islami. Juga dengan organisasi dakwah yang ana geluti, kaku dan sering mematikan potensi anggota-anggotanya. Bila begini terus, ana mendingan sendiri saja…” jawab mad’u itu.

 Sang murabbi termenung kembali. Tidak tampak raut terkejut dari roman wajahnya. Sorot matanya tetap terlihat tenang, seakan jawaban itu memang sudah diketahuinya sejak awal.

“Akhi, bila suatu kali antum naik sebuah kapal mengarungi lautan luas. Kapal itu ternyata sudah amat bobrok. Layarnya banyak berlubang, kayunya banyak yang keropos bahkan kabinnya bau kotoran manusia. Lalu, apa yang akan antum lakukan untuk tetap sampai pada tujuan?” tanya sang murabbi dengan kiasan bermakna dalam.

Sang mad’u terdiam berpikir. Tak kuasa hatinya mendapat umpan balik sedemikian tajam melalui kiasan yang amat tepat.

“Apakah antum memilih untuk terjun ke laut dan berenang sampai tujuan?” sang murabbi mencoba memberi opsi.
“Bila antum terjun ke laut, sesaat antum akan merasa senang. Bebas dari bau kotoran manusia, merasakan kesegaran air laut, atau bebas bermain dengan ikan lumba-lumba. Tapi itu hanya sesaat. Berapa kekuatan antum untuk berenang hingga tujuan? Bagaimana bila ikan hiu datang? Darimana antum mendapat makan dan minum? Bila malam datang, bagaimana antum mengatasi hawa dingin?” serentetan pertanyaan dihamparkan di hadapan sang mad’u.

Tak ayal, sang mad’u menangis tersedu. Tak kuasa rasa hatinya menahan kegundahan sedemikian. Kekecewaannya kadung memuncak, namun sang murabbi yang dihormatinya justru tidak memberi jalan keluar yang sesuai dengan keinginannya.

“Akhi, apakah antum masih merasa bahwa jalan dakwah adalah jalan yang paling utama menuju ridho Allah?” Pertanyaan menohok ini menghujam jiwa sang mad’u. Ia hanya mengangguk.

“Bagaimana bila temyata mobil yang antum kendarai dalam menempuh jalan itu ternyata mogok? Antum akan berjalan kaki meninggalkan mobil itu tergeletak di jalan, atau mencoba memperbaikinya?” tanya sang murabbi lagi.

Sang mad’u tetap terdiam dalam sesenggukan tangis perlahannya. Tiba-tiba ia mengangkat tangannya,
“Cukup ustadz, cukup. Ana sadar. Maafkan ana. Ana akan tetap istiqamah. Ana berdakwah bukan untuk mendapat medali kehormatan. Atau agar setiap kata-kata ana diperhatikan…”

“Biarlah yang lain dengan urusan pribadi masing-masing. Ana akan tetap berjalan dalam dakwah ini. Dan hanya Allah saja yang akan membahagiakan ana kelak dengan janji-janji-Nya. Biarlah segala kepedihan yang ana rasakan jadi pelebur dosa-dosa ana”, sang mad’u berazzam di hadapan murabbi yang semakin dihormatinya.

Sang murabbi tersenyum. “Akhi, jama’ah ini adalah jama’ah manusia. Mereka adalah kumpulan insan yang punya banyak kelemahan. Tapi di balik kelemahan itu, masih amat banyak kebaikan yang mereka miliki. Mereka adalah pribadi-pribadi yang menyambut seruan Allah untuk berdakwah. Dengan begitu, mereka sedang berproses menjadi manusia terbaik pilihan Allah.”

“Bila ada satu dua kelemahan dan kesalahan mereka, janganlah hal itu mendominasi perasaan antum. Sebagaimana Allah ta’ala menghapus dosa manusia dengan amal baik mereka, hapuslah kesalahan mereka di mata antum dengan kebaikan-kebaikan mereka terhadap dakwah selama ini. Karena di mata Allah, belum tentu antum lebih baik dari mereka.”

“Futur, mundur, kecewa atau bahkan berpaling menjadi lawan bukanlah jalan yang masuk akal. Apabila setiap ketidak-sepakatan selalu disikapi dengan jalan itu, maka kapankah dakwah ini dapat berjalan dengan baik?” sambungnya panjang lebar.

“Kita bukan sekedar pengamat yang hanya bisa berkomentar. Atau hanya pandai menuding-nuding sebuah kesalahan. Kalau hanya itu, orang kafirpun bisa melakukannya. Tapi kita adalah da’i. Kita adalah khalifah. Kitalah yang diserahi amanat oleh Allah untuk membenahi masalah-masalah di muka bumi. Bukan hanya mengeksposnya, yang bisa jadi justru semakin memperuncing masalah.”
“Jangan sampai, kita seperti menyiram bensin ke sebuah bara api. Bara yang tadinya kecil tak bernilai, bisa menjelma menjadi nyala api yang membakar apa saja. Termasuk kita sendiri!”
Sang mad’u termenung merenungi setiap kalimat murabbinya. Azzamnya memang kembali menguat. Namun ada satu hal tetap bergelayut dihatinya.
“Tapi bagaimana ana bisa memperbaiki organisasi dakwah dengan kapasitas ana yang lemah ini?” sebuah pertanyaan konstruktif akhirnya muncul juga.

“Siapa bilang kapasitas antum lemah? Apakah Allah mewahyukan begitu kepada antum? Semua manusia punya kapasitas yang berbeda. Namun tidak ada yang bisa menilai, bahwa yang satu lebih baik dari yang lain!” sahut sang murabbi.

“Bekerjalah dengan ikhlas. Berilah taushiah dalam kebenaran, kesabaran dan kasih sayang kepada semua ikhwah yang terlibat dalam organisasi itu. Karena peringatan selalu berguna bagi orang beriman. Bila ada sebuah isyu atau gosip, tutuplah telinga antum dan bertaubatlah. Singkirkan segala ghil (dengki, benci, iri hati) antum terhadap saudara antum sendiri. Dengan itulah, Bilal yang mantan budak hina menemui kemuliaannya.”
Suasana dialog itu mulai mencair. Semakin lama, pembicaraan melebar dengan akrabnya. Tak terasa, kokok ayam jantan memecah suasana. Sang mad’u bergegas mengambil wudhu untuk qiyamullail malam itu. Sang murabbi sibuk membangunkan beberapa mad’unya yang lain dari asyik tidurnya.

Malam itu, sang mad’u menyadari kekhilafannya. Ia bertekad untuk tetap berputar bersama jama’ah dalam mengarungi jalan dakwah. Pencerahan diperolehnya. Demikian juga yang diharapkan dari Antum/antunna yang membaca tulisan ini.. Insya Allah kita tetap istiqamah di jalan dakwah ini.. Dalam samudera tarbiyah ini..

Wallahu a’lam.
Sumber: Majalah Al-Izzah, No. 07/Th.4

Kamis, 10 Januari 2013

Rekreasi Sambil Berprestasi

oke untuk mengawali tulisan ini, ane buka dengan kata-kata yang selalu ada di setiap tulisan ane,, kali ini ane ga mau nyebutin nama orangnya lagi
(nanti ke-Ge-eR-an)
"Tidak ada kata mustahil bagi seorang juara, mustahil hanya dimiliki oleh orang yang belum pernah mencoba, sulit hanyalah kosakata orang yang tidak mau berlatih, dan gagal adalah perbendaharaan kamus bagi orang yang terlalu cepat menyerah" (arashinick) #eh
yaa, kata-kata itu akan selalu ane hadirkan disetiap tulisan ane,,
sebagai motivasi untuk kita semua agar berani untuk mencoba, mencoba apapun,
yang sifatnya prestatif tapi.. :)

btw, ditulisan ini, ane mau sombong sedikit,,
#et bukan untuk pamer, cuma berharap bisa dijadikan motivasi ini mah..

to do point aje, akhir november lalu,
tepatnya tanggal 28 sampai 30 november merupakan waktu paling berkesan buat ane gan, dan tiga hari itulah yang jadi inpirasi terciptanya tulisan ini,
sebagai bukti betapa berkesannya tiga hari itu,
gimana enggak, ane bisa dapat kesempatan ke Makassar lagi
untuk yang ke-tiga kalinya gan,, Alhamdulillah.. :)

tapi bukan itu point pentingnya, oke, langsung ke inti..

dalam tiga hari itu ane merasa bangga
dalam tiga hari itu ane merasa kecewa
dalam tiga hari itu ane merasa bahagia
dalam tiga hari itu ane sama sekali nggak ngerasain sengsara jadi anak kost-an, hehe.. #sumpah..

jadi ceritanya, kemarin itu ane, daus, aida, deni, raidhil, susetio, doni, eva, imat dan adit, kami bersepuluh jadi kontingen Untirta dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional Bidang Kemaritiman di Universitas Hasanuddin.
kami mewakili empat tim dari Untirta yang dinyatakan sebagai peserta untuk mempresentasikan karya tulis yang telah kami buat.

cerita punya cerita, banyak kendala yang kami alami untuk bisa sampai kesana,
#e tapi kami tetap bisa berangkat ke Makassar, Alhamdulillah :)

yaa,, kami akhirnya bisa tiba di Makassar (malam hari)

doc. Foto bareng di replika Kapal Phinisi, pertama usai lepas landas di Bandara Hasanuddin
di Makassar, perasaan ane mulai campur aduk,
ane mikirin karya tulis ane yang dilombain di tingkat provinsi,
yang ane tinggalin karena lebih memilih presentasi ditingkat nasional,,

yah, ane cuma beruntung setengah, kenapa?
karena ane bisa ke Makassar lagi, tapi ane ga bisa ikut presentasi lomba karya tulis yang ane ajuin di tingkat provinsi tempatnya di Hotel Marbella.. huhu.. #udah pernah sih

penyebabnya adalah karena waktu yang dibentrokin,, kalau boleh nyalahin,
ane jelas mau nyalahin panitia lomba di tingkat provinsi,,
yang informasi ga jelas,, dan selalu mendadak #sabar gan..

yaa emang udah rejeki ane kali yaa,, oke, yang terpenting adalah hasil dari perlombaan itu, Untirta meraih 4 juara dari 6 juara yang tersedia,
Untirta berhak bangga karena memperoleh:
Juara 2 atasnama Didi Suhadi dan Cici Destiyana,
Juara 3 atasnama Sumirat Lastiawan
Juara Harapan 1 atasnama Ozi Fahrurrozi dan Annisa Sofia Wardah
Juara Harapan 3 atasnama Imam Fitrianto
sayangnya juara 1 ga bisa dipertahankan untuk tahun ini,,
ya yang penting tetap berprestasi.. selamat atas prestasi yang telah diraih,, :)

Oke, BTT (back to the topic),,
ane sebenernya ga mau ngomongin peristiwa diatas,,
alesannya karena ane ga terlibat langsung di lomba tingkat provinsi itu..
sekali lagi ane cuma bisa ngelus dada,, #bukan rejeki :)

bersyukurnya, kami yang berada di Makassar didampingi oleh wakil rektor III bidang kemahasiswaan (bapak yang baru pulang haji)
Bapak Drs. H. Hidayatullah Haila, MM ,, #modus
ya selama dua hari kami bersama beliau di Makassar,, dan berkat pendampingan langsung dari beliau, kami sedikit termotivasi untuk menjadi juara,,
yaa menjadi juara,, bersaing dengan kampus-kampus se-indonesia diantaranya ITS, UNY, UNP (Univ. Negeri Papua), UnMuh Makassar, UNAIR, Univ. Brawijaya, UNSOED (saudara yang dipertemukan), dan UNHAS sebagai tuan rumah.

mental kami diuji,, inilah saat-saat menegangkan itu,,

doc. Presentasi Karya Tulis
diatas cuma ada foto kelompok ane sama kelompok imat lagi presentasi,,
yang lain cukup di memori laptop..

sebenernya pas presentasi ga terlalu tegang,,
yang bikin tegang yah pas ditanya-tanya sama juri,,
saran ane nih ya gan,,
jangan coba-coba bikin karya tulis asal copas (red: plagiat),,
selain ga akan jadi juara,, dijamin keringet dingin pas tanya jawab, gimana enggak,, orang yang kita bahas bukan penelitian kita..
So,, usahakan karya tulis itu merupakan karya yang kita buat dengan benar.
mau bukti??

ini adalah dokumentasi keganasan dewan juri dalam sesi tanya jawab,,
kritis beud..


karena gue dan teman se-tim ga menguasai bidang ini (kemaritiman),,
jadilah kami dibuat mati kutu.. (ini yang bikin ane galau),,
secara di saksikan langsung sama bapak WR,,
mungkin dianggapnya kami yang bisa diharapkan,, #e

oke hiraukan status galau itu..
hebatnya dari perjalanan kami adalah,,
teman seperjuangan kami (red: Doni Apriyanto dan Eva Nur Kemala),
berhasil membuat kami bangga dengan penampilan mereka yang bikin juri salut,,
ini dia mereka:


cie,, cie,, (ada yang iri tuh).. ckck.. #lupakan
yang terpenting adalah foto ini,

doc. Juara
ini dia foto yang membanggakan,,

Selamat atas prestasi yang diraih oleh Doni Apriyanto dan Eva Nur Kemala
sebagai Juara 2 LKTI Mahasiswa Nasional Bidang Kemaritiman.

Oke satu hari berlalu,, dan itulah hasilnya,,
lantas dua hari lagi???
#dua hari yang membuat ane bahagia.. :) yes kami bebas dari ketegangan lomba..

gimana nggak bahagia,, ini tuh perjalanan paling menyegarkan,, bukan main-main,, kami bermain-main tapi tetap berprestasi toh..
tidak disangka,, kompetisinya cuma berlangsung satu hari.. selebihnya refreshing..
Oke,, kami diberi kesempatan untuk mengenal kota Makassar lebih dekat, #selamat

ya,, ane rasa perjalanan ke Makassar kali ini adalah yang paling memuaskan,,
perjalanan dimana ane bisa bebas ngebolang keliling kota Makassar sambil menghasilkan foto-foto narsis,, (asik)
merasakan kuliner di suasana malam kota Makassar
(Pisang Epe, Coto Makassar, dll),, #ajib

dan melakukan aktivitas geje selama dua hari..
sumpah sempet boring,, :)

tapi inilah dokumentasi  kebahagiaan kami,,

doc. Dinner @Mie Titi bersama tuan rumah yang menjadi juara dan finalis yang terluntang-lantung
nunggu jadwal kepulangan ke daerah masing-masing,
(perhatikan mangkuk-mangkuk besar, itu porsi untuk satu orang boy!!!),
untungnya ane makan berdua sama deni,, bisa habis dan tetap kenyang,,
kalo yang lain kekenyangan dan tidak habis #parah
doc. Foto Bersama Finalis LKTI sebelum field trip ke Taman Nasional Bantimurung
doc. Background di Air Terjun Bantimurung
Model: (Susetio) #wew :)



doc. di salah satu spot Universitas Hasanuddin
(gara-gara ga dapet pinjeman sepeda kampus untuk keliling)
doc. sekalinya ada sepeda berjejer,, tapi di gembok,, hasilnya cuma buat foto narsis #ea
doc. terlihat siapa yang paling narsis #e,, peace Den,, tadinya mau mejeng foto ane,, tapi berhubung gantengan antum,, jadi foto antum ja yang ane pajang,, kalo foto ane ntar banyak yang pengen,, #pengen nimpukin :)
doc. dan inilah foto saat boarding pass menunggu pesawat take off untuk mengantarkan kami pulang ke tanah JAWARA, Banten
doc. ini foto saat kembali di bandara soekarno hatta dengan penuh kebanggaan karena pulang dengan membawa trophy JUARA

finally,,
SELAMAT KAWAN,, teruslah kobarkan semangatmu,,
berkaryalah,,
dan jelajahilah dunia melalui karya-karyamu..!!!

semoga menginspirasi,, :)

Salam Hebat dari dan untuk orang yang HEBAT.. : )

Jumat, 04 Januari 2013

Berdo’alah untuk Saudaramu!


repost: SMS Penyemangat Part 2


Laa Haula Wa Laa Quwwata Ilaa Billah..

Keyakinan bahwa saya akan berhasil meraih impian saya, semakin bertambah saat saya membaca pesan masuk dari seseorang yang luar biasa (sayang nama pengirimnya tidak tercantum lagi dalam pesan ini), padahal saya ingin berterimakasih dengan menyebutkan namanya pada tulisan ini.

Siapa pun itu saya sangat berterimakasih karena telah memberikan semangatnya walau hanya melalui sebuah pesan singkat.

Berikut pesan yang meyakinkan saya untuk meraih sebuah keberhasilan.

"Kau dilahirkan untuk menjadi pemenang. Masihkah Ragu?
Ingatlah, dari awal penciptaanmu, kau telah mengalahkan jutaan calon-calon saudaramu. Masihkah Ragu?
Ingat kembali, kau telah mengalahkan ketidakberdayaanmu, kau mampu hidup dalam ruang sempit di perut ibumu, di dalam Rahimnya. Masihkan Ragu?
Kau telah membuktikannya saudaraku, sampai detik ini kau telah mencapai sebuah keberhasilan, Sadarkah?
Kau mampu melaui proses pembelajaran yang begitu rumit hingga terkadang kau mengeluh..
Yaaa, itu wajar, Allah sengaja mengujimu dengan sebuah kesulitan. Semata agar kau dapat menemui kemudahan yang telah Allah siapkan bagi orang-orang yang mau berusaha sepertimu.
Semoga saja pembelajaran itu tidak pernah berhenti membimbingmu bahkan semakin menguatkanmu dan mendekatkan dirimu kepada Ridho Allah SWT..
Ingatlah saudaraku, bukan kesempurnaan yang harus kita tuju, namun teruslah berusaha menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya,, itulah pencapaian sesungguhnya.. JADILAH SANG JUARA"

Untaian kata demi kata seolah mengalir kedalam aliran darah ini, memompa cepat ke jantung, menjadi sebuah semangat yang menggebu, dan membuat saya hampir berteriak untuk mengatakan "AKU SANG JUARA, AKU PASTI BISA".

Tidak berlebihan jika seseorang mengekspresikan dirinya saat berada di puncak semangat, semua orang punya cara, dan tulisan ini adalah cara saya mengekspresikan semangat saya.

Saya semakin yakin karena mendapat doa dari bapak dan ibu disetiap usaha yang saya jalani. Semoga saya bisa membuktikan usaha saya, kesungguhan saya demi membahagiakan mereka berdua.

Saya jadi teringat sebuah pesan dari adik saya Niken Dwi Nurlita yang sempat saya hadirkan di catatan sebelumnya,

"Tidak ada kata mustahil bagi seorang juara, mustahil hanya dimiliki oleh orang yang yang belum pernah mencoba, sulit hanyalah kosakata orang yang tidak mau berlatih, dan gagal adalah perbendaharaan kamus bagi orang yang terlalu cepat menyerah"

Yaa saya harus optimis..
Saya akan mendapatkan hasil yang terbaik,, apapun itu akan saya terima dengan penuh kebanggan karena saya telah mencoba, hasil memang sulit untuk di duga entah berhasil ataukah belum berhasil..

This is a competition

Sedikit perkataan untuk mengakhiri tulisan ini, semoga bisa menularkan semangat kepada saudaraku semua,  motivasi untuk berkompetisi dan berusaha meraih prestasi yang lebih tinggi.
"Tanamkanlah didalam hatimu, sebuah keyakinan yang maha dahsyat bahwa kita terlahir sebagai seorang juara dan akan terus menjadi seorang juara.."
Spesial untuk saudaraku yang saling menyayangi karena Allah SWT..
Sebuah hadist yang kurang lebih menyebutkan,
“Sesungguhnya Allah, para malaikat-Nya, penduduk langit dan bumi sampai semut di sarangnya dan ikan di lautan pun turut mendoakan kebaikan untuk orang yang mendoakan kebaikan kepada saudaranya”
Tidak terbayangkan bukan berapa jumlah semut disarangnya dan ikan-ikan dilautan yang akan mendoakan kita hanya karena kita mendoakan saudara-saudara kita..

Kawan, semoga Allah SWT selalu meridhoi setiap langkah yang kau tempuh, sehingga keberhasilan selalu kau raih dalam hidup ini.

Mohon do'anya semoga saya bisa meraih impian-impian saya untuk membahagiakan kedua orang tua saya, impian terdekat saya bisa lulus di tahun ini (2013).
Begitupun denganmu, semoga Allah SWT memberikan yang terbaik untukmu.

Salam Hebat dari dan untuk orang yang HEBAT.. : )